Takdir, salah paham, dan luka
30's Working life
Dan seperti daun yang jatuh oleh angin, takdir mempertemukan kembali Eunjung dan Sangyeon dengan kepribadian yang berbeda dan luka yang belum sepenuhnya sembuh, seolah-olah sedari awal yang ada hanyalah persaingan, tidak pernah ada cerita tentang persahabatan. Not to mention, Kim Sanghak also exist in the picture, menjadikan semuanya semakin runyam. Kim Sang Hak yang belum selesai dengan perasaannya terhadap Eunjung, berusaha memperjuangkan kembali cinta Eunjung, dan sudah lebih tegas membatasi diri pada Sangyeon, yang justru semakin mengejar Sang Hak, bukan hanya karena perasaannya belum hilang, tapi juga karena kenyataan bahwa setelah selama ini masih Eunjung yang jadi pemenangnya. Sementara Eunjung yang hampir goyah oleh perasaannya terhadap Sanghak, dan juga kebenciannya yang semakin menjadi terhadap Sangyeon, yang semakin lama semakin tidak dia kenali. Luka nya karena apa yg terjadi sepuluh tahun yang lalu membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang trust issue, karena itu dia memilih melepas semuanya, Kim Sang Hak dan juga Cheon Sang Yeon. Sampai pada akhirnya Sangyeon mengambil langkah ekstreem, mengambil alih project yang sudah dikerjakan oleh Eunjung, membawa serta orang-orang kepercayaan Eunjung, merebut apapun yang bisa menyakiti Eunjung. Dan itu merupakan breaking point bagi Eunjung untuk sepenuhnya menghapus Sangyeon dari hidupnya. Mungkin orang-orang melihat Sangyeon jahat karena sudah menghancurkan Eunjung, tapi sebenarnya satu-satunya yang dihancurkan Sangyeon adalah dirinya sendiri, karena pada dasarnya yang dia inginkan bukan sepenuhnya kekayaan, kesuksesan, atau Kim Sang Hak, tapi Eunjung itu sendiri, Eunjung yang hilang dari hidupnya, satu-satu nya orang yang selama ini menerima dirinya, dengan kehilangan Eunjung, Sangyeon juga kehilangan dirinya sendiri, selebihnya hidup hanya sekedar hidup saja.
40's When life happens and hits you hard, you'll be bolder and braver
Sangyeon menderita kanker stadium akhir, dan dia tau umurnya sudah tidak lama, tapi yang dia takutkan bukan kematian, tapi penyesalan jika dia tidak mendapatkan maaf Eunjung untuk yang terakhir kalinya, karena Sangyeon pun merasa sakitnya merupakan balasan dari semua yang sudah dilakukannya pada Eunjung, satu-satunya orang yang pernah membuatnya merasakan disayangi dengan tulus. Tapi setelah banyak hal yang terjadi, memaafkan bukan perkara yang mudah bagi Eunjung, semua luka dan kehilangan yang dia dapat setelah menawarkan persahabatan yang tulus pada Sangyeon. Namun, lagi-lagi Eunjung bukan Sangyeon bukan juga manusia pada umumnya, dia dibesarkan oleh ibu yang hangat, yang mengutarakan cinta dengan kata-kata dan tindakan, yang jujur apa adanya oleh karenanya setelah melihat sendiri kondisi Sangyeon, dan mendengarkan sudut pandang Sangyeon, Eunjung memilih untuk memberikan kesempatan sekali lagi pada dirinya sendiri untuk belajar mengerti Sangyeon, memberikan kesempatan pada Sangyeon untuk sekali lagi jujur pada perasaannya, mengutarakan apa yang ada dalam pikirannya, dan membangun persahabatan yang seimbang, saling memberi dan menerima. Dalam hidup Eunjung, Sangyeon sudah lama tiada, seolah-olah tidak pernah ada Sangyeon jadi bagian dari kisahnya, tapi bagi Sangyeon semua yang dilakukannya setiap hari hanya untuk membuktikan bahwa Eunjung salah, bahwa ia juga bisa dicintai, bahwa akan ada orang yang bisa menerimanya. Pada akhirnya Sangyeon harus membayar mahal atas waktu yang hilang dan ketidakpercayaan dirinya terhadap ketulusan Eunjung. Meskipun singkat, tapi pada akhirnya both Eunjung dan Sangyeon menutup kisahnya dengan perjalanan yang manis, bahkan perjalanan yang kurang dari 1 minggu itu cukup untuk mengobati semua luka yang terjadi dalam berpuluh-puluh tahun mereka bersama dan saling menyakiti. Bagi Eunjung, Sangyeon adalah seseorang yang membentuk karakternya, yang membuatnya menyukai buku, mengenalkannya dengan dunia film, yang membuatnya berhenti kuliah dan belajar perfilm an, berhenti dari dunia film, dan menjadi script writer series yang ternyata sangat ia nikmati, semua pencapaian dalam hidupnya meskipun terikat luka, tapi faktanya Sangyeon merupakan alasan langsung dan tidak langsung dari Eunjung hari ini. Lalu bagi Sangyeon, Eunjung merupakan versi manusia yang dia inginkan, yang bisa menyayangi dan disayangi oleh semua orang, project Eunjung yang membuatnya jadi kaya, ucapan Eunjung yang membuatnya pernah menikah, setidaknya semua hal baik dan yang membuat Sangyeon bertahan itu terjadi karena Eunjung. Tanpa mereka sadari, bahwa pada dasarnya mereka memang secemerlang itu hingga bisa menjadi Script Writer dan CEO, karena mereka mampu. Pada akhirnya hanya Eunjung dan Sangyeon yang mengerti mengapa mereka saling memaafkan, dan saling menerima satu sama lain. Menghabiskan waktu yang tersisa untuk membayar begitu banyak perjalanan yang terbuang sebelumnya oleh kesalahpahaman, luka, dan kecewa.
Nb. sejujurnya sepanjang nonton episode 1-15, cuma mau teriak "peluk!!!", karena sepertinya semua yang dibutuhkan oleh Sangyeon adalah pelukan hangat. Dia kuat, bisa melakukan apapun, dan bertahan dengan kekuatannya, bukan berarti tidak mau dibantu, tapi satu-satunya bantuan yang dia butuhkan hanyalah pelukan hangat, yang tidak pernah ia dapatkan dari keluarganya. Dan Eunjung yang mau melakukan apapun untuk membantu orang lain, loving unconditionally, karena Eunjung sedari kecil sudah menerima banyak Cinta, menjadikan ia memiliki cukup banyak stok kasih sayang untuk dibagikan secara ugal-ugal an, tapi hal tersebut justru mengaburkan penilaian Eunjung, membuatnya tidak bisa melihat bahwa Sangyeon membutuhkan cinta yang sederhana dan perlahan, sesederhana "tidak apa-apa, menangislah dan ceritakan kalau kamu sudah siap", sesederhana pelukan hangat dalam diam, tanpa kata-kata...literally you and everything else, semua yang terjadi pada hidup Sangyeon adalah Eunjung dan hal-hal lainnya, and vice versa.
Di semesta yang lain, semoga Eunjung dan Sangyeon memiliki hari-hari yang hangat dan persahabatan yang manis..
sekiaaannnn... You and Everything Else, new additional to my favorite drama list.