Pages

Rabu, 17 September 2025

You and Everything Else (pt.2)

 Takdir, salah paham, dan luka



30's Working life
Dan seperti daun yang jatuh oleh angin, takdir mempertemukan kembali Eunjung dan Sangyeon dengan kepribadian yang berbeda dan luka yang belum sepenuhnya sembuh, seolah-olah sedari awal yang ada hanyalah persaingan, tidak pernah ada cerita tentang persahabatan. Not to mention, Kim Sanghak also exist in the picture, menjadikan semuanya semakin runyam. Kim Sang Hak yang belum selesai dengan perasaannya terhadap Eunjung, berusaha memperjuangkan kembali cinta Eunjung, dan sudah lebih tegas membatasi diri pada Sangyeon, yang justru semakin mengejar Sang Hak, bukan hanya karena perasaannya belum hilang, tapi juga karena kenyataan bahwa setelah selama ini masih Eunjung yang jadi pemenangnya. Sementara Eunjung yang hampir goyah oleh perasaannya terhadap Sanghak, dan juga kebenciannya yang semakin menjadi terhadap Sangyeon, yang semakin lama semakin tidak dia kenali. Luka nya karena apa yg terjadi sepuluh tahun yang lalu membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang trust issue, karena itu dia memilih melepas semuanya, Kim Sang Hak dan juga Cheon Sang Yeon. Sampai pada akhirnya Sangyeon mengambil langkah ekstreem, mengambil alih project yang sudah dikerjakan oleh Eunjung, membawa serta orang-orang kepercayaan Eunjung, merebut apapun yang bisa menyakiti Eunjung. Dan itu merupakan breaking point bagi Eunjung untuk sepenuhnya menghapus Sangyeon dari hidupnya. Mungkin orang-orang melihat Sangyeon jahat karena sudah menghancurkan Eunjung, tapi sebenarnya satu-satunya yang dihancurkan Sangyeon adalah dirinya sendiri, karena pada dasarnya yang dia inginkan bukan sepenuhnya kekayaan, kesuksesan, atau Kim Sang Hak, tapi Eunjung itu sendiri, Eunjung yang hilang dari hidupnya, satu-satu nya orang yang selama ini menerima dirinya, dengan kehilangan Eunjung, Sangyeon juga kehilangan dirinya sendiri, selebihnya hidup hanya sekedar hidup saja. 

40's When life happens and hits you hard, you'll be bolder and braver
Sangyeon menderita kanker stadium akhir, dan dia tau umurnya sudah tidak lama, tapi yang dia takutkan bukan kematian, tapi penyesalan jika dia tidak mendapatkan maaf Eunjung untuk yang terakhir kalinya, karena Sangyeon pun merasa sakitnya merupakan balasan dari semua yang sudah dilakukannya pada Eunjung, satu-satunya orang yang pernah membuatnya merasakan disayangi dengan tulus. Tapi setelah banyak hal yang terjadi, memaafkan bukan perkara yang mudah bagi Eunjung, semua luka dan kehilangan yang dia dapat setelah menawarkan persahabatan yang tulus pada Sangyeon. Namun, lagi-lagi Eunjung bukan Sangyeon bukan juga manusia pada umumnya, dia dibesarkan oleh ibu yang hangat, yang mengutarakan cinta dengan kata-kata dan tindakan, yang jujur apa adanya oleh karenanya setelah melihat sendiri kondisi Sangyeon, dan mendengarkan sudut pandang Sangyeon, Eunjung memilih untuk memberikan kesempatan sekali lagi pada dirinya sendiri untuk belajar mengerti Sangyeon, memberikan kesempatan pada Sangyeon untuk sekali lagi jujur pada perasaannya, mengutarakan apa yang ada dalam pikirannya, dan membangun persahabatan yang seimbang, saling memberi dan menerima. Dalam hidup Eunjung, Sangyeon sudah lama tiada, seolah-olah tidak pernah ada Sangyeon jadi bagian dari kisahnya, tapi bagi Sangyeon semua yang dilakukannya setiap hari hanya untuk membuktikan bahwa Eunjung salah, bahwa ia juga bisa dicintai, bahwa akan ada orang yang bisa menerimanya. Pada akhirnya Sangyeon harus membayar mahal atas waktu yang hilang dan ketidakpercayaan dirinya terhadap ketulusan Eunjung. Meskipun singkat, tapi pada akhirnya both Eunjung dan Sangyeon menutup kisahnya dengan perjalanan yang manis, bahkan perjalanan yang kurang dari 1 minggu itu cukup untuk mengobati semua luka yang terjadi dalam berpuluh-puluh tahun mereka bersama dan saling menyakiti. Bagi Eunjung, Sangyeon adalah seseorang yang membentuk karakternya, yang membuatnya menyukai buku, mengenalkannya dengan dunia film, yang membuatnya berhenti kuliah dan belajar perfilm an, berhenti dari dunia film, dan menjadi script writer series yang ternyata sangat ia nikmati, semua pencapaian dalam hidupnya meskipun terikat luka, tapi faktanya Sangyeon merupakan alasan langsung dan tidak langsung dari Eunjung hari ini. Lalu bagi Sangyeon, Eunjung merupakan versi manusia yang dia inginkan, yang bisa menyayangi dan disayangi oleh semua orang, project Eunjung yang membuatnya jadi kaya, ucapan Eunjung yang membuatnya pernah menikah, setidaknya semua hal baik dan yang membuat Sangyeon bertahan itu terjadi karena Eunjung. Tanpa mereka sadari, bahwa pada dasarnya mereka memang secemerlang itu hingga bisa menjadi Script Writer dan CEO, karena mereka mampu. Pada akhirnya hanya Eunjung dan Sangyeon yang mengerti mengapa mereka saling memaafkan, dan saling menerima satu sama lain. Menghabiskan waktu yang tersisa untuk membayar begitu banyak perjalanan yang terbuang sebelumnya oleh kesalahpahaman, luka, dan kecewa. 


Nb. sejujurnya sepanjang nonton episode 1-15, cuma mau teriak "peluk!!!", karena sepertinya semua yang dibutuhkan oleh Sangyeon adalah pelukan hangat. Dia kuat, bisa melakukan apapun, dan bertahan dengan kekuatannya, bukan berarti tidak mau dibantu, tapi satu-satunya bantuan yang dia butuhkan hanyalah pelukan hangat, yang tidak pernah ia dapatkan dari keluarganya. Dan Eunjung yang mau melakukan apapun untuk membantu orang lain, loving unconditionally, karena Eunjung sedari kecil sudah menerima banyak Cinta, menjadikan ia memiliki cukup banyak stok kasih sayang untuk dibagikan secara ugal-ugal an, tapi hal tersebut justru mengaburkan penilaian Eunjung, membuatnya tidak bisa melihat bahwa Sangyeon membutuhkan cinta yang sederhana dan perlahan, sesederhana "tidak apa-apa, menangislah dan ceritakan kalau kamu sudah siap", sesederhana pelukan hangat dalam diam, tanpa kata-kata...literally you and everything else, semua yang terjadi pada hidup Sangyeon adalah Eunjung dan hal-hal lainnya, and vice versa. 

Di semesta yang lain, semoga Eunjung dan Sangyeon memiliki hari-hari yang hangat dan persahabatan yang manis..

sekiaaannnn... You and Everything Else, new additional to my favorite drama list. 

You and Everything Else (pt.1)

Ryu Eun Jung and Cheon Sang Yeon


Love Hate Relationship...
Setiap orang pasti memiliki sudut pandangnya sendiri setelah menyelesaikan Episode 15, dengan gelombang emosi yang naik turun bersama younger Eunjung dan Sangyeon, their 20's, 30's, dan 40's.
Dan sebagian besar mungkin akan menyalahkan kekeraskepalaan Sang yeon, dan kenaifan Eunjung. No one in their right mind would choose what Eunjung did to Sangyeon, acceptance. Tapi, kali ini mari kita lihat kembali dari awal, mungkin kita kan menemukan kenapa Sangyeon dan Eunjung memilih untuk melakukan apa yang mereka lakukan.

Their elementary school years
Eunjung pada awalnya hanya anak-anak sekolah biasa, yang tidak terlalu cheerful atau menonjol, tapi juga tidak timid, punya teman-teman dan menjalani hari seperti biasa. Sampai pada tahun ajaran baru, datanglah Sangyeon murid pindahan yang langsung menarik perhatian teman-teman sekelasnya dan Eunjung tentu saja. Dari First Impression Eunjung terhadap Sangyeon sebenarnya bisa dilihat, Eunjung adalah yang pertama kali menyadari keberadaan Sangyeon, dari latar belakangnya yg cucu menteri, dan prestasiny dari sekolah sebelumnya, dan dari cara guru nya yang play favorite. Semua itu merupakan awal dari Eunjung berpikir "Ah, betapa beruntungnya Sangyeon, sampai  kapanpun i'll never beat her", dia kagum tapi kekagumanny membuatnya merasa kecil. Sampai suatu ketika, Eunjung menghadapi kenyataan bahwa Sangyeon bahkan tidak ragu-ragu saat menghukumnya, kekaguman itu perlahan berubah jadi perasaan kecewa, Eunjung memilih untuk berubah menjadi pribadi yang cool, brighter, dan tidak menyukai Sangyeon. Di sisi lain, Sangyeon mulai menyadari keberadaan Eunjung, yang punya banyak teman, yang disukai oleh semua orang, karena Sangyeon memiliki kepribadian yang timid dan tertutup, Sangyeon kecil tidak pernah di ajarkan bagaimana cara menyayangi dan disayangi dengan seutuhnya, Ibunya sangat disiplin terhadap Sangyeon tapi sangat lembut pada Eunjung, Kakak laki-lakinya, Cheon Sang Hak Oppa, lebih dekat dan bisa mengobrol lepas dengan Eunjung tapi tidak dengan Sangyeon, semua hal yang membuat Sangyeon merasa semakin kecil dan tidak disayangi, Sangyeon tumbuh dengan mindset "tidak ada yang mau menyayangi orang sepertiku", dari situ dia berpikir "sampai kapanpun aku tidak akan bisa mengalahkan Eunjung", dia sangat mengagumi betapa baik dan jujurnya Eunjung dalam mengungkapkan perasaannya, mereka dekat, saling kagum, tapi juga saling merasa iri, tanpa menyadari bahwa keduanya memiliki kelebihan masing-masing yang saling mereka kagumi.

20's
Semenjak berpisah dari SD tiba-tiba mereka dipertemukan kembali di bangku kuliah, setelah Sangyeon melewati hari-hari yang berat kehilangan Oppa Sanghak, sangyeon memutuskan melanjutkan hidup untuk mengejar Kim Sang Hak, yang tanpa sadar sudah membantu Sangyeon melewati hari-hari nya yang berat, hanya untuk di hempaskan oleh kenyataan bahwa Kim Sang Hak yang diam-diam dia sukai, merupakan pacar dari Eunjung sahabatnya yang sudah lama terpisah. Keduanya memiliki ikatan yang sama terhadap Kim Sang Hak, nama dan kemiripan karakter dengan Cheon Sang Hak yang notabene nya merupakan first crush Eunjung, lagi-lagi Sangyeon merasa dikalahkan oleh Eunjung, both oppa and sunbae memilih Eunjung. Fokus Sangyeon shifting to finding the secret behind her brother suicide. Mungkin cara Sangyeon salah karena tidak jujur pada Eunjung, tapi dari karakter dan apa yang sudah di lalui oleh Sangyeon harusnya bisa dimengerti bahwa dia hanya ingin menjadi orang pertama dan satu-satunya yang menemukan rahasia tentang Oppa nya, dengan begitu setidaknya ada satu hal istimewa yang hanya dimiliki oleh Sangyeon dan oppanya. Tapi Eunjung sudah terlanjur salah paham, dan Kim Sanghak sudah melakukan kesalahan yang fatal, ketika perasaannya goyah terhadap rasa empathy terhadap Sangyeon dan kesetiannya terhadap Eunjung. Persahabatan itu patah, dengan Eunjung yang terluka oleh pengkhianatan Kim Sang Hak, dan ketidakjujuran Sangyeon. Dan menyisakan Sangyeon yang terluka oleh kenyataan dibalik kematian oppanya, Sangyeon lagi-lagi harus kehilangan, Kim Sang Hak figur laki-laki yang diam-diam dia suka, dan Eunjung sahabat satu-satu nya yang dia bahkan rela mengubur perasaannya, demi Eunjung yang jauh lebih berharga dari rasa sukanya terhadap Kim Sanghak. Kalau ada yang menyalahkan kenapa Sangyeon tidak jujur saja pada Eunjung tentang perasaannya atau juga tentang kondisinya, itu semua bisa dilihat dari saat Sangyeon kecil, karena Sangyeon trauma dan masih menyalahkan diri nya atas kematian Oppa nya, dia berpikir oppanya bunuh diri karena Sangyeon diam-diam memperlihatkan buku harian Oppa ny pada Ibunya. Sangyeon hanya takut kehilangan, sedikit orang yang dia punya dalam hidupnya, terutama Eunjung yang paling dia sayang, dia kgumi, dan benci. Pada akhirnya in their 20's bukan hanya Eunjung yang patah, tapi Sangyeon pun sama hancurnya.


Next lanjut bahas their 30's and 40's.

Kamis, 11 September 2025

Life Update

 Sebenarnya buka blog malam ini buat liat archive pribadi, nyari inspirasi..Tapi, instead of menemukan apa yang dicari ternyata malah diingatkan tentang emosi 3-4 tahun yang lalu. Ironi memang lukanya abadi dalam tulisan, tapi aku sama sekali ga bisa mereka ulang kenangannya, so aku jg ga tau ini sisi positif atau sebaliknya.

Tapi dari situ aku belajar satu hal, ternyata ketika ada yang bilang “badai pasti berlalu” atau bahasa umumnya “what doesn’t kill you makes you stronger” itu benar adanya. Belajar memberi kesempatan pada luka untuk sembuh dengan sendirinya, belajar untuk memberi ruang pada pasangan untuk tumbuh bersama. One step at a time, and it’s okay to take a baby step rather than jumping to unknown road.

So yeah, maybe thanks to an anonymous comment who wishing me a good luck, dan terimakasih pada diri sendiri yang sudah berjuang sampai sejauh ini. Dan kembali lagi, semua itu berasal dariNya, yang sudah melapangkan hati, meluaskan sabar, dan menguatkan langkah kaki dalam perjalanan ini.

Well, no matter what future holds, i wish we’ll always have faith in our life and in our love. Sayang, sampai bertemu di sisi lain perjalanan ini, semoga kapalnya tetap berjalan jauh, melewati riak gelombang dan badai yang mungkin saja datang dari arah yang tidak terduga, tetapi aku percaya selama kita meletakkan Allah dan akhirat sebagai tujuan, maka dunia tidak lebih dari perjalanan singkat yang akan selalu diwarnai oleh luka dan bahagia, pun begitu aku tetap berharap semoga bahagianya lebih banyak dari pada air mata. ^^

Kamis, 17 Maret 2022

Lombok and i try to think of a few things

disclaimer : gabut only.

tbh, sebenarnya nggak yakin juga mau nulis apa, tapi mumpung suasana hati lagi ups and down just like a roller coaster ride, sedikit cerita tentang state of my mind belakangan ini deh.

belakangan rasanya jenuh banget sama rutinitas, sama pekerjaan, daily life yang terus monoton begitu aja. pergi ngantor, visit lapangan, istirahat, main hape, scroll2 instagram, baca2 cerita nggak jelas, udah gitu aja. sampai kadang adakalanya tiba-tiba ngerasa capek, padahal sedang nggak ngapa2in, ya capek aja gitu. 

sempat mikir kayaknya addict sama sosial media dan kehidupan dunia maya justru bikin realita agak blur, i feel so lost and kinda missed my old self.  Iren yang dulu, yang menggebu-gebu, i used to have a big dream, such a dreamer and i like that. tapi sekarang kayak mager aja, belum ngapa2in udah capek, kayak nggak ada target yang pengen di capai, kayak nggak punya mimpi, like what on earth is happenning, i feel so empty. not to mentioned how much i'm whinning every day. i put the blames on others and it was selfish, i know. and few days ago i come to conclucions that i need to learn to put my happiness upon things i can handle, i can control. bukan pada orang lain, pandangan atau respon balik dari orang lain. karena mungkin salah satu yang bikin capek itu karena selalu memikirkan "bagaimana pendapat mereka jika aku melakukan ini" atau "kira-kira mereka bakal marah nggak ya kalau aku nggak bisa ngelakuin ini" dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang berseliweran di kepala. 

so today, or yesterday to be exact, i took a few days off from work. fly to lombok with my life partner, and even though i still have to handle a few works by phone, it's okay, i need this short escape. i need to heal my mental health issues😉 

nb: isn't it weird that you missed someone you've hurt? i read her blog, and i know for sure, i still can't forgive my self for those stupid things i've done and i know i've hurt her pretty bad, so bad. and it's funny when i realized how much i adore her personality, her whole self. i just wish someday, i don't even know when and how, she'll find out how sorry i am for every stupid little thing. i wish you have a happy and blessed life, sist.

Sabtu, 12 Maret 2022

My own

 No one has to know

Just how much it’s hurt, everytime.

And sometimes i thought, maybe, yeah maybe it was part of a beautiful tragic fate which uncoincidently become mine.

It’s kinda suck having such a thought. Wondering how it feels to have people who loves you, and sincerely suporting your choice, who appreciate and understand intead of questioned what you did, someone who said “hey, it’s okay you did such a good job, you’ve done your part very well” or if words were to much to ask, then a warm hug is more than enough. But i’ve been living a roller coaster pretty scary ride. And having judged unfairly for the things i’ve done or never did is really not helpful. I can’t love my self and i even doubt my surrounding, believing on people become a difficult task.

But then again…

No one need to know…

Rabu, 02 Juni 2021

Dear Tersayang (2)

Dear kamu,  yang menghuni ruang hatiku

Sayang, mungkin kamu tidak pernah tau
ada rasa tidak aman yang ku kubur dalam-dalam
ketakutan yang ku sembunyikan diam-diam
dan kepercayaan yang perlahan kian padam

Sayang, kamu mematahkan hatiku sekali
dan seterusnya berkali-kali... 

Sayang tak bisakah kita saling membantu
menjadikan semua ini sedikit lebih mudah untukku
untukmu...

Aku ingin melalui ini semua denganmu
meski ada banyak luka, meski tertatih, 
selama kita masih menggenggam hati yang sama
selama kita masih menjadi rumah untuk hati kembali
kamu akan selalu menjadi satu-satunya penghuni hati...

Rabu, 23 Desember 2020

Lelah..

 Berkali kali kukatakan padamu

La tahzan.. La tahzan..

Innallaha ma'ana..


Tapi ku lihat kamu masih menangis
Air matamu seperti kanal yang pecah
Tumpah ruah..

Ku tanya, apa karena kau marah?
Kau diam..
Kau menatapku dengan memelas
Akhirnya kau membuka suara.

Tidak kau tidak marah tapi kecewa
Kau tidak marah tapi teramat lelah
Kau kecewa pada kenyataan yang teramat sulit untuk dicerna..
Kau kecewa pada diri sendiri..
Sudah gagal dalam misi yang kau banggakan itu. 
Dan kau merasa, sungguh Allah menegurmu dengan sangat lembut
Agar kau kembali padaNya, mendekat..
Agar kau paham seperti apa sakitnya kecewa
Mungkin Allah sudah berkali2 kau kecewakan dengan taubatmu yg terputus dan istiqomah yang tersendat sendat..

Ku lihat sekali lagi, kau tidak lagi menangis
Tapi air mata masih terus mengalir dari sudut matamu..
Aku, ingin sekali memelukmu
Menawarkan pelukan terhangat
Untukmu, yang menatapku dari balik cermin....