Aku pernah berada pada satu waktu
mati tak mau hidup serasa tak mampu
setiap hari menerka badai apa lagi yang kan menerpa
bergantung pada kayu tapi patah jua
bergantung pada rotan akar tua kiranya..
Aku pernah melewati satu waktu seperti itu
berharap jam berlalu secepat detik berganti
agar aku bisa berlari jauh dari ruang yang kian mencekik
dari ketidakmampuanku memahami keadaan yang tidak memberiku kesempatan bertumbuh..
Lalu setelah waktu itu berlalu
satu-satunya yang kutau, aku tak memiliki rumah untuk berpulang
tak memiliki ruang untukku beristirahat dengan tenang
ku bangun dinding tinggi, tak kubiarkan siapapun berkunjung
karena pada akhirnya penerimaan itu hanya ilusi
Sepanjang perjalanan aku tidak pernah benar-benar mengerti
seperti apa rasanya diterima setulus hati
tanpa aku harus menjadi versi terbaik dari diriku
kasih sayang tanpa upaya...
Pada akhirnya luka itu tak pernah sembuh
dan aku tidak pernah bisa benar-benar memaafkan
hanya berdamai dengan kenyataan
bahwa masa itu sudah berlalu, dan aku sudah melangkah jauh...