Pages

Senin, 13 Februari 2012

Snowfall (chapter 1)


Hari ini sama saja seperti hari kemarin, dan hari-hari sebelum kemarin. Tidak ada satupun perubahan berarti yang terjadi dalam hidupku, satu-satunya perubahan yang ku lihat hanyalah, orang-orang yang menjadi semakin egosi dari hari ke hari, seolah kehilangan hati nurani. Hidup semakin tidak berarti, semuanya kosong, hidup, bernafas, tapi seolah mati.

Aku mendesah pelan sekali lagi, mengapa aku harus hidup di tengah kehidupan yang bahkan tak ku ingini, yang tak ku kenali, sudahlah aku sudah memutuskan untuk berhenti menggugat tuhan, karena itu sama sekali tidak membuatku merasa lebih baik. Aku meneruskan langkah menyusuri trotoar di bawah naungan lampu warna-warni di depan toko-toko yang berderet sepanjang jalan kota Seoul, merah muda, biru, kuning, dan lampu jalanan berwarna putih.

Aku terus meneruskan langkahku, hingga pandanganku terhenti pada satu sosok yang berdiri di bawah sebuah lampu taman di seberang jalan, ia melambaikan tangan, ke arahku? Aku bingung, apakah aku mengenali sosok tersebut? Atau jangan-jangan dia adalah penjahat yang berkeliaran di malam hari? Aku berhenti sejenak memperhatikan sekelilingku, apakah benar dia melambaikan tangan ke arahku atau orang lain. Tapi ternyata saat itu hanya ada aku sendiri yang berdiri di sana. Belum habis rasa bingungku, tiba-tiba lelaki itu berjalan ke arahku, perasaan takut mulai merayapi benakku. Siapa dia?

“Ternyata aku tidak salah lihat, Ri yoong-ya, lama tidak bertemu, tapi kau masih terlihat sama. Bagaimana kabarmu?”

“Joon Min oppa......” aku merasakan tubuhku yang semula dingin ketakutan sontak membeku, ketika melihat sosok yang sekarang berdiri di hadapanku, dia bukan hanya lelaki yang ku kenali, tapi sangat ku kenali. Joon Min oppa, masa lalu yang telah ku tutup rapat dan tak lagi ingin ku masuki.

Dia terdiam menatapku dengan senyum, sementara aku terdiam membeku menatapnya, untuk beberapa saat kami tenggelam dalam diam, saling menatap satu sama lain, hingga aku di kagetkan oleh benda putih yang mencair di tanganku, salju. Aneh, bukankah ini masih terlalu awal untuk musim salju, apakah ini merupakan salju pertama yang telah turun untuk musim salju kali ini? Ia mengulurkan tangannya, membersihkan salju yang jatuh di atas rambutku, aku terdiam. Mungkinkah aku harus kembali memasuki masa lalu yang sudah ku tinggalkan jauh di belakang. Dan mengapa salju pertama ini harus turun di saat aku bersamanya?


Ketika salju pertama turun, di saat sepasang kekasih yang saling mencintai tengah bersama maka cinta mereka akan abadi, seperti kelembutan salju yang selalu tertinggal di hati.


Tapi, Joon Min bukanlah kekasihku, dia hanyalah bayangan masa lalu, dan apakah aku masih mencintainya, entahlah, tapi kurasa 5 tahun waktu yang cukup untuk mengikis habis perasaanku padanya. Oppa, kenapa aku harus bertemu denganmu lagi.


“Ri yoong-yaa, bukankah ini salju pertama yang turun di musim ini?”

“Ne.......”

1 komentar:

Adeliany Azfar mengatakan...

Cieeee...ayo kembali menulis, hehe
Bgus Ren, Adel suka...Iren makin hari makin puitis, hehe
Dan lagi, wow, ini tuh latarnya Korea...
Suka deh ^^